Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar
tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang
gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation).
Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai
dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene
dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang
terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang
masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan
keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya
pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada
di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut
bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah
sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan
penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari
plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain :
tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat
mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup
green house antara lain :
1.
Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca ,
tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal
dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca.
Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya
dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis.
Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun
kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat
mudah tergores/tidak tahan gores.
2.
Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan,
lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic.
Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 %
dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun
bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan
membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir
jenis baru yang tidak cepat menguning).
3.
Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan
lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP
ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali
dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian
kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4.
Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan
lainnya namun sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang
menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif .
Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari,
walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif.
Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka
yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5.
Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang
sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini
mampu menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa
berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal
dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus
dilakukan pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung
dan ada yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9
meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya.
Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang tebal yang
tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah
selesai baru dinding. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green
house. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat
memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat
kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan
keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green
house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house
yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan
hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan
persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga
yang akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang
diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan
green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan
air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol
dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman
dengan green house sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market
hortikultura karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada
cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau
lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
Beberapa unsur lokasi yang
perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik adalah :
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk
mengantisipasi perkembangan usaha dimasa yang akan datang. Untuk usaha
komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu diperhitungkan juga
lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.
2.Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar
mungkin untuk menekan biaya, karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka
diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah plastik bertingkat. Lokasi yang
datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah plastik yang besar
sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan
berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan diusahakan. Area yang seringkali
berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi kebanyakann tanaman.
Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik diusahakan
di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik.
Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting
untuk area-area yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat
dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam menentukan lokasi rumah plastik,
ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun kuantitasnya harus
cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu
yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk
menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup
penting terutama untuk daerah-daerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya
mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi tanaman.
4.Arah/orientasi
Arah/orientasi akan mempengaruhi
penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka
rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran
matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada lintang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar