1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian
tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila
tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan
diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya
penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan
tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan
kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui
mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran
produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi
ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang
diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan
berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang
dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang
sama yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat
produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green
house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian
hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa
terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house
diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih
tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi
gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan
fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV,
kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan
mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang
terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi
tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada
saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual
produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang
untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan
perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum
dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan
ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh
hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu
masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil,
semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa
oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci
hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun
green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset
mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green
house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang
memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan
usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan
meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan
sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green
house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan
langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus,
anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam
bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun
raya dan tempat agrowisata.
http://shafwandi08.blogspot.com/2011/06/greenhouse.html
0 komentar:
Posting Komentar